Kali
ini saya akan membuat tulisan mengenai salah satu budaya asing yang saat ini
mulai marak di lingkungan kita,yaitu BUDAYA PUNK. Kalau kita mendengar kata
PUNK pastinya akan langsung terlintas di pikiran kita dengan sekelompok orang
dengan dandanan yang unik atau dengan potongan rambut Mohawk ala suku
Indian
yang dicat warna-warna terang, bot, rantai, tindik, jaket kulit, kaus hitam,
celana jeans ketat balel. Semua itu merupakan ciri dari budaya punk ,yang pada
dasarnya mereka ingin tampil berbeda dari orang lain. Sebelum membaca lebih
jauh artikel ini ,para pembaca sudah tau belum kalau PUNK itu berasal dari
singkatan Public United Nothing Kingdom yang artinya sekumpulan anti-peraturan
kerajaan. Para kelompok punk ini menilai peraturan yang buat oleh pemerintah
atau kerjaan yang memerintah hanya bisa memaksa tanpa memikirkan penderitaan
rakyat,hal itulah yang membuat mereka sangat anti dengan yang nama peraturan
kerajaan.
Budaya
punk yang kita kenal dan sering kita temui di daerah perkotaan,pertama kali
masuk ke Negara Indonesia ini sekitar tahun 1990 an. Budaya ini berkembang
pesat pada kota – kota ,terutama Jakarta dan Bandung , Namun ketika itu punk
masih relatif kecil dan baru sebatas mengenal musiknya lewat band punk
legendaris, Sex Pistols dan The Clas. Di Bandung sendiri Masuknya Punk ke
Bandung tidak lepas dari pemberitaan media mainstream. Punk dikenal pertama
kali sebagai bentuk musikal dan fashion statement.
Banyak
orang atau mungkin di antara kita yang menganggap , kalau kelompok punk hanya
meresahkan dan di pandang sebelah mata saja ,tetapi ada hal positif yang ada di
dalam kelompok punk ini ,yaitu solidaritas antar punk. Bahkan tidak jarang di
atara mereka ada yang lebih mementingkan kebutuhan teman atau kelompok mereka
di bandingkan dengan mementingkan kebutuhan dirinya sendiri. Karena itu, komunitas Punk hidup mandiri
tanpa sokongan atau bantuan orang lain. Selain itu banyak anak – anak atau
kelompok – kelompok punk yang memiliki kreatifitas dengan cara merintis distro –
distro dengan kreasi mereka sendiri. Hal ini di lakukan karena mereka tidak
seperti remaja – remaja sekarang yang berbudaya konsumtif,yang membeli produk –
produk luar negeri atau bermerk saja. Selain hal positif yang sudah di
ceritakan di atas masih banyak lagi hal positif dari punk dan juga negatifnya
,karena tidak semua hal atau dalam hal ini budaya ,memiliki hal positif saja,
jadi kita sebaiknya memilah – milah budaya yang yang masuk dan menahan diri
kita ,agar kita tidak terjerumus ke hal negative tersebut. Demikian sedikit
artikel yang bisa saya bagi,semoga bisa menambah wawasan kita. “SENANGNYA
BERBAGI”
Saya
menerima Kritik dan Masukannya ,jadi jangan malu - malu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar