Jumat, 03 Mei 2013

BUDAYA PUNK


Kali ini saya akan membuat tulisan mengenai salah satu budaya asing yang saat ini mulai marak di lingkungan kita,yaitu BUDAYA PUNK. Kalau kita mendengar kata PUNK pastinya akan langsung terlintas di pikiran kita dengan sekelompok orang dengan dandanan yang unik atau dengan potongan rambut Mohawk ala suku
Indian yang dicat warna-warna terang, bot, rantai, tindik, jaket kulit, kaus hitam, celana jeans ketat balel. Semua itu merupakan ciri dari budaya punk ,yang pada dasarnya mereka ingin tampil berbeda dari orang lain. Sebelum membaca lebih jauh artikel ini ,para pembaca sudah tau belum kalau PUNK itu berasal dari singkatan Public United Nothing Kingdom yang artinya sekumpulan anti-peraturan kerajaan. Para kelompok punk ini menilai peraturan yang buat oleh pemerintah atau kerjaan yang memerintah hanya bisa memaksa tanpa memikirkan penderitaan rakyat,hal itulah yang membuat mereka sangat anti dengan yang nama peraturan kerajaan.


 Budaya punk yang kita kenal dan sering kita temui di daerah perkotaan,pertama kali masuk ke Negara Indonesia ini sekitar tahun 1990 an. Budaya ini berkembang pesat pada kota – kota ,terutama Jakarta dan Bandung , Namun ketika itu punk masih relatif kecil dan baru sebatas mengenal musiknya lewat band punk legendaris, Sex Pistols dan The Clas. Di Bandung sendiri Masuknya Punk ke Bandung tidak lepas dari pemberitaan media mainstream. Punk dikenal pertama kali sebagai bentuk musikal dan fashion statement.

Banyak orang atau mungkin di antara kita yang menganggap , kalau kelompok punk hanya meresahkan dan di pandang sebelah mata saja ,tetapi ada hal positif yang ada di dalam kelompok punk ini ,yaitu solidaritas antar punk. Bahkan tidak jarang di atara mereka ada yang lebih mementingkan kebutuhan teman atau kelompok mereka di bandingkan dengan mementingkan kebutuhan dirinya sendiri.  Karena itu, komunitas Punk hidup mandiri tanpa sokongan atau bantuan orang lain. Selain itu banyak anak – anak atau kelompok – kelompok punk yang memiliki kreatifitas dengan cara merintis distro – distro dengan kreasi mereka sendiri. Hal ini di lakukan karena mereka tidak seperti remaja – remaja sekarang yang berbudaya konsumtif,yang membeli produk – produk luar negeri atau bermerk saja. Selain hal positif yang sudah di ceritakan di atas masih banyak lagi hal positif dari punk dan juga negatifnya ,karena tidak semua hal atau dalam hal ini budaya ,memiliki hal positif saja, jadi kita sebaiknya memilah – milah budaya yang yang masuk dan menahan diri kita ,agar kita tidak terjerumus ke hal negative tersebut. Demikian sedikit artikel yang bisa saya bagi,semoga bisa menambah wawasan kita. “SENANGNYA BERBAGI”

Saya menerima Kritik dan Masukannya ,jadi jangan malu - malu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar